Wednesday, 6 April 2016

Kapal Layar Alat Transportasi Laut Utama Zaman Dahulu

Definisi kapal adalah suatu bentuk bangunan dan konstruksi yang dapat mengapung di atas air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang yang sifat geraknya bisa dengan angin, dayung atau mesin. Fungsi dari sebuah kapal adalah sebagai alat transportasi di air. Umumnya kapal digunakan untuk pengangkutan berupa barang, penumpang ataupun hewan dari suatu tempat menuju tempat lain. Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja dan sebagainya.

Kapal layar adalah alat transportasi laut jenis kapal yang mempunyai layar. Kapal ini digerakkan dengan memanfaatkan tenaga angin. Layar ini berfungsi untuk menangkap tiupan angin pada kapal. Pada kapal layar tradisional, agar dapat berlayar sangat mengandalkan dorongan angin yang ditangkap oleh layar berbentuk segitiga. Bentuk dari layar ini bisa segitiga atau segiempat, namun pada perahu tradisional umumnya berbentuk segitiga. Layar ini mampu membentuk sandeq sampai berkecepatan 60 knot. Layar ini biasanya di pasang di berbagai macam-macam perahu. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal layar pada masa lampau umumnya adalah menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno, kemudian digunakan bahan bahan logam seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat.

Sebelum ditemukannya mesin uap pada abad ke-19, kapal layar merupakan satu-satunya alat transportasi laut baik untuk kepentingan militer maupun untuk kepentingan sipil. Namun setelah saat itu, kapal layar mulai ditinggalkan seiring dengan adanya Revolusi Industri yang diprakarsai oleh negara Inggris melalui penemuan mesin uap oleh James Watt. Sejak Revolusi Industri, perkembangan mesin uap dan pengolahan besi/baja meningkat pesat. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah kapal bermesin dan sedikit demi sedikit penggunaan kapal layar mulai berkurang.

Kapal layar pada awalnya digerakkan oleh layar dan tenaga manusia sebagai pendayung. Model kapal yang menggunakan pendayung sebagai tenaga geraknya dapat dilihat pada kapal Viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, kapal India Kuno sampai kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar. Namun seiring dengan waktu, maka digunakan kapal layar bercadik seperti yang dijumpai di Indonesia, kapal dengan menggunakan layar segitiga yang banyak digunakan oleh bangsa-bangsa di daerah Timur Tengah, kapal dengan menggunakan layar segiempat yang banyak digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa menjelang masa abad penjelajahan dan kapal layar lipat yang banyak dijumpai di Jepang dan China.

Cadik adalah bagian dari perahu yang di pasang secara sejajar di luar lambung kapal, bisa berupa batangan atau lambung yang lebih sempit dari kapal itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menstabilkan kapal perahu layar. Cadik adalah teknologi bahari khas penutur bahasa Austronesia.

Kapal layar masa kini pada umunya dilengkapi dengan mesin tempel sebagai tenaga penggerak cadangan untuk menghadapi kemungkinan tidak adanya angin yang cukup untuk menggerakkan layar di daerah tertentu agar dapat melanjutkan pelayarannya. Mesin tempel adalah mesin penggerak pada perahu, ataupun kapal kecil yang terdiri dari mesin penggerak, transmisi, propeler ataupun jet air. Mesin ini ditempelkan pada buritan kapal layar. Selain berfungsi sebagai penggerak mesin tempel juga digunakan untuk mengemudikan kapal layar dengan cara memutar mesin beserta propeler pada suatu sumbu. Berbagai jenis penggerak bisa digunakan, baik mesin 2 tak, mesin 4 tak ataupun menggunakan mesin diesel. Belakangan ini dikembangkan juga mesin listrik untuk kapal layar ukuran kecil.

Jenis Jenis Kapal Layar
Jenis kapal layar dapat dibedakan berdasarkan tenaga penggerak, bentuk layar dan type kapal. Berikut ini adalah jenis-jenis kapal.

                 ●        Berdasarkan Tenaga Penggerak
                 1.      Kapal layar dengan pendayung
                 2.      Kapal layar tanpa pendayung

                         Dari Bentuk Layar
            1.      Kapal layar segitiga
            2.      Kapal layar segi empat
            3.      Kapal layar lipat

                         Dari Type Kapal
                  1.      Kapal layar bercadik
                  2.      Kapal layar Jung
                  3.      Kapal layar Clipper
                  4.      Kapal layar Galleon
                  5.      Kapal layar Dromon
                  6.      Kapal layar Cog
                  7.      Kapal layar Caravel
                  8.      Kapal layar Carrack
                  9.      Kapal Layar Longship
                10.  Kapal layar Galleas
                11.  Kapal layar pinisi

 Jenis-jenis kapal layar beserta keterangan dan gambarnya.

1.    Kapal Layar Pinisi
Pinisi adalah jenis kapal layar tradisional khas milik Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan tepatnya dari desa Bira kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Pinisi sendiri sebenarnya merupakan nama layar. Konstruksi kapal layar Pinisi umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang. Dua tiang layar utama tersebut berdasarkan 2 kalimat syahadat dan tujuah buah layar merupakan jumlah dari surah Al-Fatihah. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang dan juga mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia. Kapal tradisional ini secara umum digunakan untuk transportasi pengangkutan barang antarpulau.

Berikut ini adalah foto Kapal Layar Pinisi

                                                       Gambar Kapal Layar Pinisi

                                      Gambar Kapal Layar Pinisi Kebanggaan Indonesia

Gambar Kapal Layar Pinisi Khas Indonesia

Gambar Kapal Layar Pinisi Khas Suku Bugis

Gambar Kapal Layar Pinisi Berlayar di Laut Biru

Gambar Kapal Layar Pinisi Mengarungi Laut


2.    Kapal Layar Bercadik Borobudur
Kapal Borobudur adalah kapal layar bercadik ganda terbuat dari kayu yang berasal dari abad ke-8 di Nusantara yang digambarkan dalam beberapa relief Borobudur dan merupakan kapal layar kuno, Jawa Tengah, Indonesia. Fungsi dari  cadik adalah untuk menyeimbangkan dan memantapkan perahu. Perahu kano bercadik tunggal atau kembar adalah perahu khas bangsa bahari Austronesia yang digunakan dalam penjelajahan dan penyebaran mereka di Asia Tenggara Oseania, dan Samudra Hindia. Jenis kapal layar bercadik kembar yang ditampilkan di Borobudur kemungkinan besar adalah jenis kapal layar yang sama yang digunakan oleh dinasti Sailendra dan Kemaharajaan bahari Sriwijaya yang menguasai perairan Nusantara pada kurun abad ke-7 hingga ke-13.


                                            Gambar Kapal Layar Bercadik Borobudur

                                            Gambar Kapal Layar Borobudur Relief

3.    Kapal Layar Jung
Kapal Jung adalah sejenis kapal layar, yang banyak terdapat di perairan Asia Tenggara sampai ke pantai timur Afrika.
Konstruksi kapal layar bercadik sangat unik. Lambung perahu dibentuk sebagai menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu tanpa menggunakan kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk lancip. Kapal layar Jung ini dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta layar berbentuk segi empat. Kapal layar Jawa jelas berbeda dengan kapal Tiongkok yang lambungnya dikencangkan dengan bilah-bilah kayu dan paku besi. Selain itu kapal layar Tiongkok memiliki kemudi tunggal yang dipasang pada palang rusuk buritan.
Mengutip dari kapal layar Jung Jawa: Kumpulan Cerpen oleh Rendra Fatrisna Kurniawan yang diterbitkan Babel Publishing, dituliskan dalam kata pengantar buku terbitan tahun 2009 tersebut bahwa kapal layar Jung Jawa yang pertama kali digambarkan oleh Portugis adalah sebuah kapal layar yang mereka tawan pada tahun 1511. Orang-orang Portugis mengenali Jawa sebagai asal jung-jung raksasa tersebut. “Dari Kerajaan Jawa datang kapal-kapal Junco raksasa ke kota Malaka. Bentuknya amat berbeda dibandingkan dengan kapal-kapal layar kita, terbuat dari kayu yang sangat tebal, sehingga apabila kayu ini menua maka papan-papan baru dapat dilapiskan kembali di atasnya.”

Gambar Kapal Layar Jung

Gambar Kapal Layar Jung Transportasi Laut Zaman Dulu

Gambar Kapal Layar Jung Berlayar di Lautan

Gambar Kapal Layar Jung Dua Tiang


Gambar Kapal Layar Jung Bertiang Dua

Gambar Kapal Layar Kuno bernama Jung

Gambar Kapal Layar Jung Masa Kini

Gambar Kapal Layar Jung warna merah

Gambar Kapal Layar Jung Warna Putih


4.    Kapal layar Galleon
Galiung atau galiun atau galleon adalah kapal layar besar yang memiliki dek bertingkat-tingkat, dan umumnya dipakai oleh negara-negara Eropa dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Ketika dipakai untuk berdagang maupun untuk berperang, kapal layar galleon umumnya dilengkapi dengan meriam jenis demiculverin.

Kapal Layar Galiung merupakan perkembangan dari kapal layar berukuran kecil yang disebut caravela, atau kapal bertiang layar 3 atau 4 yang disebut carraca dalam bahasa Spanyol atau nau dalam bahasa Portugis (carraca dan nau, keduanya berarti kapal). Kapal Layar Galleon dipakai untuk pelayaran jarak jauh di samudra. Bagian haluan yang dibuat lebih rendah dan lambung kapal yang diperpanjang, menghasilkan tingkat stabilitas di air yang tidak dimiliki kapal model sebelumnya. Berkurangnya tahanan angin pada bagian depan menghasilkan kapal yang lebih cepat dan kemampuan bermanuver yang lebih baik. Kapal Layar Galiung berbeda dari kapal model sebelumnya, terutama karena bentuk kapal yang lebih panjang, lebih rendah, dan lebih sempit. Kapal Layar Galleon ini juga memiliki buritan berbentuk persegi dan bukan melengkung. Bagian haluan memiliki moncong atau hidung yang menonjol jauh ke depan di bawah haluan. Di Portugal waktu itu, kapal ukuran sangat besar (sering di atas 1.000 ton) biasanya dibangun dengan model carraca, sementara sebagian besar kapal berbobot di bawah 500 ton dibangun dengan model galiung. Meskipun demikian, kapal layar galiung terbesar yang disebut galiung Manila dapat berukuran hingga 2.000 ton. Persenjataan kapal carraca cenderung lebih ringan, dan kapal layar jenis ini umumnya dipakai sebagai kapal barang. Sebaliknya, kapal layar galiung adalah kapal perang serbaguna, lebih kuat, membawa persenjataan berat, namun biaya pembangunan lebih murah (harga 5 galiung kira-kira setara dengan 3 carraca. Oleh karena itu, kapal layar galiung cocok digunakan sebagai kapal kargo sekaligus kapal perang.

Kapal Layar Galiung sepenuhnya mengandalkan layar sebagai sumber tenaga. Kapal ini memiliki 3 hingga 5 tiang layar, dan sebuah layar segitiga (layar latin) yang terpasang pada tiang terakhir (biasanya tiang ketiga). Kapal layar galiung dipakai untuk keperluan militer dan perdagangan. Spanyol terkenal dengan konvoil armada kapal galiung yang disebut armada harta Spanyol dan galiung Manila. Kapal Layar Galiung begitu serbaguna, setelah selesai dipakai berperang, sebuah kapal dapat dipakai berdagang. Satu kapal layar galiung dapat berganti-ganti peran sepanjang usia pakai kapal tersebut. Selama dua setengah abad, galiung merupakan prototipe dari semua kapal dengan tiga tiang layar atau lebih, dan dilengkapi layar persegi, termasuk kapal model full rigged ship.

Kapal-kapal layar perang utama dari armada Spanyol dan armada Inggris yang saling bermusuhan, bertempur dalam perang laut bersejarah pada tahun 1588. Ketika itu, Armada Spanyol yang terdiri dari kapal-kapal layar galiung dikalahkan oleh armada Inggris yang terdiri dari kapal-kapal galiung yang disederhanakan (disebut kapal galiung razee) oleh pembuat kapal Inggris bernama Sir John Hawkins. Meskipun demikian, galiung Spanyol yang berukuran besar—sebagian besar dirancang sebagai kapal angkut untuk pelayaran samudra yang memakan waktu lama—terbukti sulit dihancurkan dalam pertempuran serta tahan dari badai besar dalam pelayaran pulang, dan sebagian di antaranya selamat tiba kembali di Spanyol.

                                                   Gambar Kapal Layar Galleon
                                                     
                             Gambar Kapal Layar Galleon dengan Layar Tidak Terbuka

                                           Gambar Kapal Layar Galleon lagi menepi


5.    Kapal layar Clipper
Clipper adalah kapal layar yang cepat dari abad ke-19 yang memiliki beberapa layar dan sebuah rig persegi. Kapal layar Clipper biasanya berbadan ramping dan panjang, memiliki kargo yang terbatas, berukuran kecil menurut standar waktu itu, dan mampu berlayar lebih jauh dari kapal layar biasa. Kapal layar Clipper ini umumnya dibuat di galangan kapal Britania dan Amerika. Kapal layar Clipper seringkali digunakan dalam perdagangan internasional pada zaman tersebut, dengan rute-rute seperti Britania Raya dan koloni-koloninya, rute trans-Atlantik, dan rute New York-San Francisco melalui Tanjung Horn pada masa Demam Emas California. Kapal Layar Clipper Belanda dibuat pada tahun 1850-an untuk mengangkut teh dan penumpang ke Pulau Jawa.

Gambar Kapal Layar Clipper

 Gambar Kapal Layar Clipper di laut tenang


6.    Kapal Layar Kura-kura
Kapal Layar Kura-kura atau Geobukseon [거북선] adalah jenis kapal layar perang besar dari kelas Panokseon yang digunakan oleh Angkatan Laut Dinasti Joseon di Korea dari awal abad ke15 sampai abad ke-19.

Kapal layar perang Kura-kura generasi pertama yang diciptakan pada tahun 1413 sampai 1415, tercatat di dalam Babad Dinasti Joseon (Joseon Wangjo Sillok) sebagai "kapal tombak". Jenis kapal layar kura-kura ini digunakan untuk melawan gangguan para perompak Jepang di wilayah pesisir. Jenis kapal pertama ini lalu ditinggalkan cukup lama dikarenakan tiadanya bahaya dan negara dalam kondisi damai cukup lama dan juga tidak pernah dipakai dalam operasi militer maritim.


Kapal Layar Kura-kura sangat terkenal karena memenangkan banyak pertempuran dalam masa Invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 oleh Toyotomi Hideyoshi. Jenis Kapal Layar Kura-kura yang dikenal saat ini didesain oleh Admiral Yi Sun shin. Kapal Layar Kura-kura pada zaman itu dilengkapi 5 buah meriam, memiliki atap yang terbuat dari kayu dan dilengkapi "duri-duri" besar dan tajam. Sedangkan pada kepalanya dibuat figur naga.

                                                 Gambar Kapal Layar Kura-Kura

                                          Gambar Kapal Layar Kura-Kura di Museum


7.    Kapal Layar Yacht
Yacht awalnya didefinisikan sebagai kapal layar ringan dan cepat yang digunakan untuk mengantar orang penting. Dalam perkembangan berikutnya, definisi berubah menjadi suatu kapal, selain dinghy, yang didorong oleh layar dan digunakan untuk pelayaran hobi dan/atau balap yacht.
                                     
Yacht memiliki panjang yang bervariasi mulai dari 6 m (20 Kaki) sampai 30m (98 kaki) atau lebih. Namun, kebanyakan yacht pribadi memiliki panjang sekitar 7-14 meter - biaya pembuatan dan perawatan yacht naik drastis seiring dengan besarnya kapal.

Gambar Perahu Layar Yacht

Gambar Perahu Layar Yacht lagi melaut

Gambar Perahu Layar Yacht posisi miring tertiup angin


8.    Kapal layar Galleas
Kapal perang Galleas pada awalnya menggunakan layar dan pendayung. Kapal layar perang Galleas ini sangat sederhana dan pertempurannya menggunakan pedang dan tombak dalam jarak dekat. Selain itu, kapal layar Galleas ini dilengkapi dengan alat pendobrak yang dipasang pada bagian haluan kapal. Sehingga, kapal layar Galleas tersebut, dengan kekuatan pendayung ditabrakkan pada kapal lawan sehingga bocor dan tenggelam. Kapal layar Galleas ini kemudian dikenal sebagai galley. Selain galley, pada masa itu , bangsa Viking dari Skandinavia memakai kapal yang dikenal sebagai "Viking Longship".
Selain menggunakan pendobrak pada haluan kapal, pada kapal tertentu menggunakan penyembur api, yang dikenal kemudian dikenal sebagai "api Yunani", dan pada masa peperangan antara Romawi-Karthago, kapal-kapal Romawi dilengkapi dengan jembatan yang disebut dengan corvus.
Dalam perkembangan selanjutnya, kapal layar Galleas ini dilengkapi dengan bangunan di tempat yang agak tinggi sebagai pemanah, yang pada perkembangan selanjutnya dikenal sebagai bridge atau anjungan, yang nantinya berfungsi sebagai pusat komando. Selain bridge, kapal layar Galleas juga dilengkapi castle atau semacam benteng pada haluan dan buritan kapal. Tujuannya adalah agar para pemanah lawan tidak dapat melumpuhkan kapal baik dari haluan kapal maupun buritan kapal. Dari konsep inilah, kapal layar Galleas kemudian dipertebal dan diperkuat. Konsep ini diterapkan diawali oleh Angkatan Laut Kerajaan di kawasan Eropa Utara.
Selain Eropa, bangsa China juga menganut konsep kapal jenis galleas ini termasuk masa Laksamana Cheng Ho yang melakukan ekspedisi pada abad ke-15. Berbeda dengan bangsa-bangsa Eropa. Bangsa China tidak mengembangkan kapalnya, yang masih berupa kapal jung tersebut menjadi kapal perang yang didesain khusus.
Perkembangan lain adalah masuknya senjata api dan meriam dalam kapal. Tercatat pada Pertempuran Lepanto, merupakan akhir penggunaan panah yang masih dipakai oleh angkatan laut Kekaisaran Utsmaniyah, dibandingkan pelaut Eropa yang sudah mulai menggunakan senjata api. Dipakainya senjata meriam, membuat kecepatan kapal galleas menjadi relatif melambat karena kecepatan kapal Galleas tidak dapat mengimbangi kecepatan peluru meriam. Tenaga dayung akhirnya diganti dengan tenaga layar.


Gambar Kapal Layar perang Galleas

Gambar Kapal Layar Galleas lagi parade


       8 .  Kapal Layar Fregat
Sejarah kemudian mencatat, negara-negara maritim seperti Spanyol, Belanda, Inggris, Portugal memerlukan kapal-kapal perang yang lebih lincah, lebih gesit dan lebih ringan dibandingkan dengan galleon. Hal ini diperlukan untuk menjaga atau patroli di wilayah jajahan sekaligus untuk menjaga kehadirannya di perairan dengan jumlah kapal yang lebih banyak. Untuk itu pada abad ke-17 hadirlah kapal-kapal layar fregat atau frigatte.
Kapal layar fregat memiliki ukuran lebih kecil daripada galleon namun memiliki tiga tiang layar. Kapal ini kemudian diangap sebagai kapal tempur utama atau ship of the line dalam suatu armada. Pada abad ke 18 dan 19 frigatte kemudian dimodifikasi dan ditambahkan tempat komando yang kemudian ditambahkan pada kapal galleon.

Gambar Kapal Layar Fegate Replika

Gambar Kapal Layar Perang Fegate



10.                        Kapal Layar Dromon
Dromon (bahasa Yunani: δρόμων, dromōn) adalah salah satu tipe galley dan merupakan kapal perang terpenting dalam kesatuan Tentara Laut Bizantium sejak abad ke-5 s.d. abad ke-12 M. Secara tidak langsung, kapal ini dikembangkan dari basis kapal liburna dan biasanya kapal ini ditenagai oleh pendayung dan layar, sebuah konfigurasi yang telah banyak dipakai oleh tentara-tentara laut di daerah Laut Tengah selama berabad-abad.
Bahasa Inggris kuno dromond dan Bahasa Perancis tua dromont diturunkan dari kata dromon, dan diartikan sebagai kapal abad pertengahan yang dianggap cukup besar.
Penampilan dan evolusi kapal perang abad pertengahan selalu diperdebatkan dan hanya berupa dugaan; sampai saat ini, tidak ada sisa-sisa kapal perang berdayung dari abad pertengahan yang ditemukan, dan informasi harus dikumpulkan dengan menganalisis bukti sastra, gambar-gambar artistik mentah, dan sisa-sisa beberapa kapal dagang (seperti rongsokan Pantano Longarini abad ke-7 dari Sisilia, rongsokan kapal Yassi Ada dari abad ke-7, dan Serçe Limanı dari abad ke-11 di Turki). Hanya pada tahun 2005-2006 penggalian arkeologi proyek Marmaray di lokasi Pelabuhan Theodosius (Yenikapi modern) menemukan sisa-sisa lebih dari 36 kapal Bizantium dari abad ke-6 sampai abad ke-10, termasuk empat galley kecil dari jenis galea.
Pendapat umum mengenai perkembangan utama yang membedakan antara dengan dromon awal dengan liburna, dan selanjutnya menjadi ciri galley Mediterania, adalah adopsi dari geladak penuh (katastrōma), ditiadakannya alat penghancur di haluan yang diganti dengan alat pendorong di atas permukaan air, dan pengenalan bertahap layar latin. Alasan yang pasti dari meniadakan alat penghancur (bahasa Latin: rostrum, bahasa Yunani: ἔμβολος) masih belum jelas. Salah satu kemungkinan adalah bahwa perubahan itu terjadi karena evolusi bertahap dari metode kuno yang pertama kali membangun bagian luar lambung kapal dengan purus dan lubang, lemah terhadap alat penghancur, menjadi metode yang pertama membangun kerangka, yang menghasilkan lambung lebih kuat dan lebih fleksibel, sehingga lebih kuat menahan serangan alat penghancur.
Adapun untuk layar latin, beberapa pendapat menyatakan bahwa layar tersebut diperkenalkan ke Mediterania oleh bangsa Arab. Tetapi, penemuan gambar-gambar dan referensi sastra terbaru dalam beberapa dekade terakhir telah menyebabkan para ahli untuk lebih mengutamakan fakta bahwa layar latin awalnya terlihat di Levant pada akhir periode Hellenistik atau pada awal periode Romawi.

Gambar Kapal Layar Dromon Kecil

Manfaat Bahtera di Laut

Kapal yang berada di lautan membawa manfaat bagi manusia karena mereka dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain sebagaimana diterangkan dalam ayat,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia.” (QS. Al Baqarah: 164). Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa manfaat bahtera di lautan adalah dapat memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Juga renungkan ayat berikut,

رَبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Rabb-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu. ” (QS. Al Israa’: 66).
  1. Syaikh As Sa’di dalam Taisir Karimir Rahman berkata, “Kapal yang berada di lautan diambil manfaatnya. Berbagai barang dibawa untuk kepentingan manusia dan untuk dagang mereka. Ini semua karena rahmat Allah pada hamba-Nya. Allah senantiasa menyayangi hamba-Nya dan memberikan manfaat pada mereka.”

Juga dalam ayat lain disebutkan,

اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Al Jatsiyah: 12). Yang dimaksud mencari karunia Allah adalah lewat perdagangan dan mata pencaharian lainnya. Demikian kata Syaikh As Sa’di dalam tafsirnya.


Kesimpulan 

Kesimpulannya, kapal  layar merupakan suatu bentuk bangunan dan konstruksi yang dapat mengapung di atas air dan mempunyai sifat muat seperti penumpang atau barang. Selain itu, kelebihan kapal layar ini juga berupaya untuk menjalankan aktiviti rekreasi atau sebagainya. Dari tahun ke tahun, abad ke abad, kapal layar seperti semakin maju dari segi reka bentuknya, keunikkanya serta pelbagai kemudahan yang sedia ada di dalam kapal tersebut.






Rujukan 


No comments:

Post a Comment