Kapal Layar Alat Transportasi Laut Utama Zaman Dahulu
Definisi
kapal adalah suatu bentuk bangunan dan konstruksi yang
dapat mengapung di atas air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau
barang yang sifat geraknya bisa dengan angin, dayung atau mesin. Fungsi
dari sebuah kapal adalah sebagai alat transportasi di air. Umumnya kapal
digunakan untuk pengangkutan berupa barang, penumpang ataupun hewan dari suatu
tempat menuju tempat lain. Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk
rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau
laboratorium maupun sebagai kapal kerja dan sebagainya.
Kapal layar adalah alat transportasi laut jenis kapal
yang mempunyai layar. Kapal ini digerakkan dengan memanfaatkan tenaga angin.
Layar ini berfungsi untuk menangkap tiupan angin pada kapal. Pada kapal layar
tradisional, agar dapat berlayar sangat mengandalkan dorongan angin yang
ditangkap oleh layar berbentuk segitiga. Bentuk dari layar ini bisa segitiga
atau segiempat, namun pada perahu tradisional umumnya berbentuk segitiga. Layar
ini mampu membentuk sandeq sampai berkecepatan 60 knot. Layar ini biasanya di
pasang di berbagai macam-macam perahu. Bahan-bahan yang digunakan untuk
pembuatan kapal layar pada masa lampau umumnya adalah menggunakan kayu, bambu
ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno,
kemudian digunakan bahan bahan logam seperti besi/baja karena kebutuhan manusia
akan kapal yang kuat.
Sebelum ditemukannya mesin uap pada abad ke-19, kapal layar merupakan
satu-satunya alat transportasi laut baik untuk kepentingan militer maupun untuk
kepentingan sipil. Namun setelah saat itu, kapal layar mulai ditinggalkan
seiring dengan adanya Revolusi Industri yang diprakarsai oleh negara Inggris
melalui penemuan mesin uap oleh James Watt. Sejak Revolusi Industri,
perkembangan mesin uap dan pengolahan besi/baja meningkat pesat. Hal ini
menyebabkan meningkatnya jumlah kapal bermesin dan sedikit demi sedikit
penggunaan kapal layar mulai berkurang.
Kapal layar pada awalnya digerakkan oleh layar dan tenaga manusia
sebagai pendayung. Model kapal yang menggunakan pendayung sebagai tenaga
geraknya dapat dilihat pada kapal Viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno,
kapal India Kuno sampai kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar.
Namun seiring dengan waktu, maka digunakan kapal layar bercadik seperti yang
dijumpai di Indonesia, kapal dengan menggunakan layar segitiga yang banyak
digunakan oleh bangsa-bangsa di daerah Timur Tengah, kapal dengan menggunakan
layar segiempat yang banyak digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa menjelang masa
abad penjelajahan dan kapal layar lipat yang banyak dijumpai di Jepang dan
China.
Cadik adalah bagian dari perahu yang di pasang secara sejajar di luar
lambung kapal, bisa berupa batangan atau lambung yang lebih sempit dari kapal
itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menstabilkan kapal perahu layar. Cadik
adalah teknologi bahari khas penutur bahasa Austronesia.
Kapal layar masa kini pada umunya dilengkapi dengan mesin tempel sebagai
tenaga penggerak cadangan untuk menghadapi kemungkinan tidak adanya angin yang cukup
untuk menggerakkan layar di daerah tertentu agar dapat melanjutkan
pelayarannya. Mesin tempel adalah mesin penggerak pada perahu,
ataupun kapal kecil yang terdiri dari mesin penggerak, transmisi, propeler
ataupun jet air. Mesin ini ditempelkan pada buritan kapal layar. Selain
berfungsi sebagai penggerak mesin tempel juga digunakan untuk mengemudikan
kapal layar dengan cara memutar mesin beserta propeler pada suatu sumbu.
Berbagai jenis penggerak bisa digunakan, baik mesin 2 tak, mesin 4 tak ataupun menggunakan
mesin diesel. Belakangan ini dikembangkan juga mesin listrik untuk kapal layar
ukuran kecil.
Jenis
Jenis Kapal Layar
Jenis kapal layar dapat
dibedakan berdasarkan tenaga penggerak, bentuk layar dan type kapal. Berikut
ini adalah jenis-jenis kapal.
● Berdasarkan Tenaga Penggerak
1. Kapal layar dengan pendayung
2. Kapal layar tanpa pendayung
● Dari Bentuk Layar
1. Kapal layar segitiga
2. Kapal layar segi empat
3. Kapal layar lipat
● Dari Type Kapal
1. Kapal layar bercadik
2. Kapal layar Jung
3. Kapal layar Clipper
4. Kapal layar Galleon
5. Kapal layar Dromon
6. Kapal layar Cog
7. Kapal layar Caravel
8. Kapal layar Carrack
9. Kapal Layar Longship
10. Kapal layar Galleas
11. Kapal layar pinisi
Jenis-jenis
kapal layar beserta keterangan dan gambarnya.
1. Kapal Layar Pinisi
Pinisi
adalah jenis kapal layar tradisional khas milik Indonesia, yang berasal dari
Suku Bugis dan Suku Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan tepatnya dari desa
Bira kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Pinisi sendiri sebenarnya
merupakan nama layar. Konstruksi kapal layar Pinisi umumnya memiliki dua tiang
layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan
dua di belakang. Dua tiang layar utama tersebut berdasarkan 2 kalimat syahadat
dan tujuah buah layar merupakan jumlah dari surah Al-Fatihah. Pinisi adalah
sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan
tujuh helai layar yang dan juga mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia. Kapal tradisional
ini secara umum digunakan untuk transportasi pengangkutan barang antarpulau.
Berikut ini adalah foto Kapal Layar Pinisi
Berikut ini adalah foto Kapal Layar Pinisi
Gambar
Kapal Layar Pinisi
Gambar
Kapal Layar Pinisi Kebanggaan Indonesia
Gambar Kapal Layar Pinisi Khas Indonesia
|
Gambar
Kapal Layar Pinisi Khas Suku Bugis
Gambar
Kapal Layar Pinisi Berlayar di Laut Biru
Gambar
Kapal Layar Pinisi Mengarungi Laut
2.
Kapal Layar
Bercadik Borobudur
Kapal Borobudur adalah kapal layar bercadik ganda terbuat dari kayu yang
berasal dari abad ke-8 di Nusantara yang digambarkan dalam beberapa relief
Borobudur dan merupakan kapal layar kuno, Jawa Tengah, Indonesia.
Fungsi dari cadik adalah untuk menyeimbangkan dan memantapkan
perahu. Perahu kano bercadik tunggal atau kembar adalah perahu khas bangsa
bahari Austronesia yang digunakan dalam penjelajahan dan penyebaran mereka di
Asia Tenggara Oseania, dan Samudra Hindia. Jenis kapal layar bercadik kembar
yang ditampilkan di Borobudur kemungkinan besar adalah jenis kapal layar yang
sama yang digunakan oleh dinasti Sailendra dan Kemaharajaan bahari Sriwijaya
yang menguasai perairan Nusantara pada kurun abad ke-7 hingga ke-13.
Gambar
Kapal Layar Bercadik Borobudur
Gambar
Kapal Layar Borobudur Relief
3.
Kapal
Layar Jung
Kapal Jung adalah
sejenis kapal layar, yang banyak terdapat di perairan Asia Tenggara sampai ke
pantai timur Afrika.
Konstruksi kapal
layar bercadik sangat unik. Lambung perahu dibentuk sebagai menyambungkan
papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu tanpa
menggunakan kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk
lancip. Kapal layar Jung ini dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai
dayung, serta layar berbentuk segi empat. Kapal layar Jawa jelas berbeda dengan
kapal Tiongkok yang lambungnya dikencangkan dengan bilah-bilah kayu dan paku
besi. Selain itu kapal layar Tiongkok memiliki kemudi tunggal yang dipasang
pada palang rusuk buritan.
Mengutip dari kapal
layar Jung Jawa: Kumpulan Cerpen oleh Rendra Fatrisna Kurniawan yang
diterbitkan Babel Publishing, dituliskan dalam kata pengantar buku terbitan
tahun 2009 tersebut bahwa kapal layar Jung Jawa yang pertama kali digambarkan
oleh Portugis adalah sebuah kapal layar yang mereka tawan pada tahun 1511.
Orang-orang Portugis mengenali Jawa sebagai asal jung-jung raksasa tersebut.
“Dari Kerajaan Jawa datang kapal-kapal Junco raksasa ke kota Malaka. Bentuknya
amat berbeda dibandingkan dengan kapal-kapal layar kita, terbuat dari kayu yang
sangat tebal, sehingga apabila kayu ini menua maka papan-papan baru dapat
dilapiskan kembali di atasnya.”
Gambar
Kapal Layar Jung
Gambar
Kapal Layar Jung Transportasi Laut Zaman Dulu
Gambar
Kapal Layar Jung Berlayar di Lautan
Gambar
Kapal Layar Jung Dua Tiang
Gambar
Kapal Layar Jung Bertiang Dua
Gambar
Kapal Layar Kuno bernama Jung
Gambar
Kapal Layar Jung Masa Kini
Gambar
Kapal Layar Jung warna merah
Gambar
Kapal Layar Jung Warna Putih
4.
Kapal
layar Galleon
Galiung atau galiun atau galleon adalah kapal
layar besar yang memiliki dek bertingkat-tingkat, dan umumnya dipakai oleh
negara-negara Eropa dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Ketika dipakai untuk
berdagang maupun untuk berperang, kapal layar galleon umumnya dilengkapi dengan
meriam jenis demiculverin.
Kapal Layar Galiung merupakan perkembangan dari
kapal layar berukuran kecil yang disebut caravela, atau kapal bertiang layar 3
atau 4 yang disebut carraca dalam bahasa Spanyol atau nau dalam bahasa Portugis
(carraca dan nau, keduanya berarti kapal). Kapal Layar Galleon dipakai untuk
pelayaran jarak jauh di samudra. Bagian haluan yang dibuat lebih rendah dan
lambung kapal yang diperpanjang, menghasilkan tingkat stabilitas di air yang
tidak dimiliki kapal model sebelumnya. Berkurangnya tahanan angin pada bagian
depan menghasilkan kapal yang lebih cepat dan kemampuan bermanuver yang lebih
baik. Kapal Layar Galiung berbeda dari kapal model sebelumnya, terutama karena
bentuk kapal yang lebih panjang, lebih rendah, dan lebih sempit. Kapal Layar
Galleon ini juga memiliki buritan berbentuk persegi dan bukan melengkung.
Bagian haluan memiliki moncong atau hidung yang menonjol jauh ke depan di bawah
haluan. Di Portugal waktu itu, kapal ukuran sangat besar (sering di atas 1.000
ton) biasanya dibangun dengan model carraca, sementara sebagian besar kapal
berbobot di bawah 500 ton dibangun dengan model galiung. Meskipun demikian,
kapal layar galiung terbesar yang disebut galiung Manila dapat berukuran hingga
2.000 ton. Persenjataan kapal carraca cenderung lebih ringan, dan kapal layar
jenis ini umumnya dipakai sebagai kapal barang. Sebaliknya, kapal layar galiung
adalah kapal perang serbaguna, lebih kuat, membawa persenjataan berat, namun
biaya pembangunan lebih murah (harga 5 galiung kira-kira setara dengan 3
carraca. Oleh karena itu, kapal layar galiung cocok digunakan sebagai kapal
kargo sekaligus kapal perang.
Kapal Layar Galiung sepenuhnya mengandalkan
layar sebagai sumber tenaga. Kapal ini memiliki 3 hingga 5 tiang layar, dan
sebuah layar segitiga (layar latin) yang terpasang pada tiang terakhir
(biasanya tiang ketiga). Kapal layar galiung dipakai untuk keperluan militer
dan perdagangan. Spanyol terkenal dengan konvoil armada kapal galiung yang
disebut armada harta Spanyol dan galiung Manila. Kapal Layar Galiung begitu
serbaguna, setelah selesai dipakai berperang, sebuah kapal dapat dipakai
berdagang. Satu kapal layar galiung dapat berganti-ganti peran sepanjang usia
pakai kapal tersebut. Selama dua setengah abad, galiung merupakan prototipe
dari semua kapal dengan tiga tiang layar atau lebih, dan dilengkapi layar
persegi, termasuk kapal model full rigged ship.
Kapal-kapal
layar perang utama dari armada Spanyol dan armada Inggris yang saling
bermusuhan, bertempur dalam perang laut bersejarah pada tahun 1588. Ketika itu,
Armada Spanyol yang terdiri dari kapal-kapal layar galiung dikalahkan oleh
armada Inggris yang terdiri dari kapal-kapal galiung yang disederhanakan
(disebut kapal galiung razee) oleh pembuat kapal Inggris bernama Sir John
Hawkins. Meskipun demikian, galiung Spanyol yang berukuran besar—sebagian besar
dirancang sebagai kapal angkut untuk pelayaran samudra yang memakan waktu
lama—terbukti sulit dihancurkan dalam pertempuran serta tahan dari badai besar
dalam pelayaran pulang, dan sebagian di antaranya selamat tiba kembali di
Spanyol.
Gambar
Kapal Layar Galleon
Gambar
Kapal Layar Galleon dengan Layar Tidak Terbuka
Gambar
Kapal Layar Galleon lagi menepi
5.
Kapal
layar Clipper
Clipper adalah kapal
layar yang cepat dari abad ke-19 yang memiliki beberapa layar dan sebuah rig
persegi. Kapal layar Clipper biasanya berbadan ramping dan panjang, memiliki
kargo yang terbatas, berukuran kecil menurut standar waktu itu, dan mampu
berlayar lebih jauh dari kapal layar biasa. Kapal layar Clipper ini umumnya
dibuat di galangan kapal Britania dan Amerika. Kapal layar Clipper seringkali
digunakan dalam perdagangan internasional pada zaman tersebut, dengan rute-rute
seperti Britania Raya dan koloni-koloninya, rute trans-Atlantik, dan rute New
York-San Francisco melalui Tanjung Horn pada masa Demam Emas California. Kapal
Layar Clipper Belanda dibuat pada tahun 1850-an untuk mengangkut teh dan
penumpang ke Pulau Jawa.
Gambar Kapal Layar Clipper di laut tenang
6.
Kapal
Layar Kura-kura
Kapal Layar Kura-kura atau Geobukseon [거북선] adalah jenis kapal layar perang besar dari
kelas Panokseon yang digunakan oleh Angkatan Laut Dinasti Joseon di Korea dari
awal abad ke15 sampai abad ke-19.
Kapal layar perang Kura-kura generasi pertama
yang diciptakan pada tahun 1413 sampai 1415, tercatat di dalam Babad Dinasti
Joseon (Joseon Wangjo Sillok) sebagai "kapal tombak". Jenis kapal
layar kura-kura ini digunakan untuk melawan gangguan para perompak Jepang di
wilayah pesisir. Jenis kapal pertama ini lalu ditinggalkan cukup lama
dikarenakan tiadanya bahaya dan negara dalam kondisi damai cukup lama dan juga
tidak pernah dipakai dalam operasi militer maritim.
Kapal
Layar Kura-kura sangat terkenal karena memenangkan banyak pertempuran dalam
masa Invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 oleh Toyotomi Hideyoshi. Jenis
Kapal Layar Kura-kura yang dikenal saat ini didesain oleh Admiral Yi Sun shin.
Kapal Layar Kura-kura pada zaman itu dilengkapi 5 buah meriam, memiliki atap
yang terbuat dari kayu dan dilengkapi "duri-duri" besar dan tajam.
Sedangkan pada kepalanya dibuat figur naga.
Gambar
Kapal Layar Kura-Kura
Gambar
Kapal Layar Kura-Kura di Museum
7.
Kapal Layar
Yacht
Yacht awalnya didefinisikan sebagai kapal layar ringan dan cepat yang
digunakan untuk mengantar orang penting. Dalam perkembangan berikutnya,
definisi berubah menjadi suatu kapal, selain dinghy, yang didorong oleh layar
dan digunakan untuk pelayaran hobi dan/atau balap yacht.
Yacht memiliki panjang yang
bervariasi mulai dari 6 m (20 Kaki) sampai 30m (98 kaki) atau lebih. Namun,
kebanyakan yacht pribadi memiliki panjang sekitar 7-14 meter - biaya pembuatan
dan perawatan yacht naik drastis seiring dengan besarnya kapal.
Gambar
Perahu Layar Yacht
Gambar
Perahu Layar Yacht lagi melaut
Gambar
Perahu Layar Yacht posisi miring tertiup angin
8.
Kapal
layar Galleas
Kapal perang Galleas
pada awalnya menggunakan layar dan pendayung. Kapal layar perang Galleas ini
sangat sederhana dan pertempurannya menggunakan pedang dan tombak dalam jarak
dekat. Selain itu, kapal layar Galleas ini dilengkapi dengan alat pendobrak
yang dipasang pada bagian haluan kapal. Sehingga, kapal layar Galleas tersebut,
dengan kekuatan pendayung ditabrakkan pada kapal lawan sehingga bocor dan
tenggelam. Kapal layar Galleas ini kemudian dikenal sebagai galley. Selain
galley, pada masa itu , bangsa Viking dari Skandinavia memakai kapal yang
dikenal sebagai "Viking Longship".
Selain menggunakan
pendobrak pada haluan kapal, pada kapal tertentu menggunakan penyembur api, yang
dikenal kemudian dikenal sebagai "api Yunani", dan pada masa
peperangan antara Romawi-Karthago, kapal-kapal Romawi dilengkapi dengan
jembatan yang disebut dengan corvus.
Dalam perkembangan
selanjutnya, kapal layar Galleas ini dilengkapi dengan bangunan di tempat yang
agak tinggi sebagai pemanah, yang pada perkembangan selanjutnya dikenal sebagai
bridge atau anjungan, yang nantinya berfungsi sebagai pusat komando. Selain
bridge, kapal layar Galleas juga dilengkapi castle atau semacam benteng pada
haluan dan buritan kapal. Tujuannya adalah agar para pemanah lawan tidak dapat
melumpuhkan kapal baik dari haluan kapal maupun buritan kapal. Dari konsep
inilah, kapal layar Galleas kemudian dipertebal dan diperkuat. Konsep ini
diterapkan diawali oleh Angkatan Laut Kerajaan di kawasan Eropa Utara.
Selain Eropa, bangsa
China juga menganut konsep kapal jenis galleas ini termasuk masa Laksamana
Cheng Ho yang melakukan ekspedisi pada abad ke-15. Berbeda dengan bangsa-bangsa
Eropa. Bangsa China tidak mengembangkan kapalnya, yang masih berupa kapal jung
tersebut menjadi kapal perang yang didesain khusus.
Perkembangan lain
adalah masuknya senjata api dan meriam dalam kapal. Tercatat pada Pertempuran
Lepanto, merupakan akhir penggunaan panah yang masih dipakai oleh angkatan laut
Kekaisaran Utsmaniyah, dibandingkan pelaut Eropa yang sudah mulai menggunakan
senjata api. Dipakainya senjata meriam, membuat kecepatan kapal galleas menjadi
relatif melambat karena kecepatan kapal Galleas tidak dapat mengimbangi
kecepatan peluru meriam. Tenaga dayung akhirnya diganti dengan tenaga layar.
Gambar
Kapal Layar perang Galleas
Gambar
Kapal Layar Galleas lagi parade
8 . Kapal Layar Fregat
Sejarah kemudian mencatat,
negara-negara maritim seperti Spanyol, Belanda, Inggris, Portugal memerlukan
kapal-kapal perang yang lebih lincah, lebih gesit dan lebih ringan dibandingkan
dengan galleon. Hal ini diperlukan untuk menjaga atau patroli di wilayah
jajahan sekaligus untuk menjaga kehadirannya di perairan dengan jumlah kapal
yang lebih banyak. Untuk itu pada abad ke-17 hadirlah kapal-kapal layar fregat
atau frigatte.
Kapal layar fregat memiliki ukuran lebih kecil
daripada galleon namun memiliki tiga tiang layar. Kapal ini kemudian diangap
sebagai kapal tempur utama atau ship of the line dalam suatu armada. Pada abad
ke 18 dan 19 frigatte kemudian dimodifikasi dan ditambahkan tempat komando yang
kemudian ditambahkan pada kapal galleon.
Gambar
Kapal Layar Fegate Replika
Gambar
Kapal Layar Perang Fegate
10.
Kapal
Layar Dromon
Dromon (bahasa
Yunani: δρόμων, dromōn) adalah salah satu
tipe galley dan merupakan kapal perang terpenting dalam kesatuan Tentara Laut
Bizantium sejak abad ke-5 s.d. abad ke-12 M. Secara tidak langsung, kapal ini
dikembangkan dari basis kapal liburna dan biasanya kapal ini ditenagai oleh
pendayung dan layar, sebuah konfigurasi yang telah banyak dipakai oleh
tentara-tentara laut di daerah Laut Tengah selama berabad-abad.
Bahasa Inggris kuno dromond dan
Bahasa Perancis tua dromont diturunkan dari kata dromon, dan
diartikan sebagai kapal abad pertengahan yang dianggap cukup besar.
Penampilan dan
evolusi kapal perang abad pertengahan selalu diperdebatkan dan hanya berupa
dugaan; sampai saat ini, tidak ada sisa-sisa kapal perang berdayung dari abad
pertengahan yang ditemukan, dan informasi harus dikumpulkan dengan menganalisis
bukti sastra, gambar-gambar artistik mentah, dan sisa-sisa beberapa kapal
dagang (seperti rongsokan Pantano Longarini abad ke-7 dari Sisilia, rongsokan
kapal Yassi Ada dari abad ke-7, dan Serçe Limanı dari abad ke-11 di Turki).
Hanya pada tahun 2005-2006 penggalian arkeologi proyek Marmaray di lokasi
Pelabuhan Theodosius (Yenikapi modern) menemukan sisa-sisa lebih dari 36 kapal
Bizantium dari abad ke-6 sampai abad ke-10, termasuk empat galley kecil dari
jenis galea.
Pendapat umum
mengenai perkembangan utama yang membedakan antara dengan dromon awal dengan
liburna, dan selanjutnya menjadi ciri galley Mediterania, adalah adopsi dari
geladak penuh (katastrōma), ditiadakannya alat penghancur di haluan yang
diganti dengan alat pendorong di atas permukaan air, dan pengenalan bertahap
layar latin. Alasan yang pasti dari meniadakan alat penghancur (bahasa Latin: rostrum, bahasa Yunani: ἔμβολος) masih belum jelas.
Salah satu kemungkinan adalah bahwa perubahan itu terjadi karena evolusi
bertahap dari metode kuno yang pertama kali membangun bagian luar lambung kapal
dengan purus dan lubang, lemah terhadap alat penghancur, menjadi metode yang
pertama membangun kerangka, yang menghasilkan lambung lebih kuat dan lebih
fleksibel, sehingga lebih kuat menahan serangan alat penghancur.
Adapun untuk layar
latin, beberapa pendapat menyatakan bahwa layar tersebut diperkenalkan ke
Mediterania oleh bangsa Arab. Tetapi, penemuan gambar-gambar dan referensi
sastra terbaru dalam beberapa dekade terakhir telah menyebabkan para ahli untuk
lebih mengutamakan fakta bahwa layar latin awalnya terlihat di Levant pada
akhir periode Hellenistik atau pada awal periode Romawi.
Gambar
Kapal Layar Dromon Kecil
Manfaat Bahtera di Laut
Kapal yang berada di lautan
membawa manfaat bagi manusia karena mereka dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain sebagaimana diterangkan dalam ayat,
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي
الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia.” (QS. Al Baqarah: 164). Imam
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa manfaat bahtera
di lautan adalah dapat memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Juga renungkan ayat berikut,
رَبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ
الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ
رَحِيمًا
“Rabb-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar
kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyayang terhadapmu. ” (QS. Al Israa’: 66).
- Syaikh As Sa’di dalam Taisir Karimir Rahman berkata, “Kapal yang berada di lautan diambil manfaatnya. Berbagai barang dibawa untuk kepentingan manusia dan untuk dagang mereka. Ini semua karena rahmat Allah pada hamba-Nya. Allah senantiasa menyayangi hamba-Nya dan memberikan manfaat pada mereka.”
Juga dalam ayat lain disebutkan,
اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ
الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat
berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya
dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Al Jatsiyah: 12). Yang
dimaksud mencari karunia Allah adalah lewat perdagangan dan mata pencaharian lainnya.
Demikian kata Syaikh As Sa’di dalam tafsirnya.
Kesimpulan
Kesimpulannya,
kapal layar merupakan suatu bentuk
bangunan dan konstruksi yang dapat mengapung di atas air dan mempunyai sifat
muat seperti penumpang atau barang. Selain itu, kelebihan kapal layar ini juga
berupaya untuk menjalankan aktiviti rekreasi atau sebagainya. Dari tahun ke
tahun, abad ke abad, kapal layar seperti semakin maju dari segi reka bentuknya,
keunikkanya serta pelbagai kemudahan yang sedia ada di dalam kapal tersebut.
Rujukan
No comments:
Post a Comment